Lembaga Budaya Masyarakat

Lembaga Budaya Masyarakat
Alamat/Address: Jalan Ngoto RT 01/ RW 23, Bangunharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta 55187, Daerah Istimwa Yogyakarta
Contact person: Eko Budi Marwanto (Ketua Pelaksana Harian)

latar belakang dan tujuan: Belajar dari kenyataan dihadapi masyarakat yang membutuhkan fasilitas merupakan latar belakang terbentuknya lembaga ini pada 23 Januari 1990. Sedangkan tujuan lembaga ini adalah menghidupkan dan mengembangkan kebudayaan daerah dalam rangka turut mengembangkan kebudayaan nasional. Di samping itu pula ikut menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat ekonomi lemah dan turut melestarikan lingkungan hidup.
Bidang dan bentuk kegiatan: Bidang kegiatan utama lembaga adalah lingkungan hidup, hak asasi manusia, demokrasi, sektor informal, perburuhan, dan memberdayakan pekerja seks komersial. Sementara usaha kecil dan perkoperasian, pembangunan perkotaan, dan peternakan dimasukkan sebagai kegiatan penunjang. Pelaksanaan semua kegiatan berbentuk pendidikan dan pelatihan, pengembangan dan pendampingan masyarakat, serta advokasi dengan tidak meninggalkan studi, penelitian, survai, seminar, diskusi, dan lokakarya.
Program: Pernah menyelenggarakan program pemberdayaan pemuda putus sekolah dan program pengembangan usaha perabotan bambu.
Sumber dana: Sumber pendanaan pokok lembaga ini adalah iuran dan sumbangan anggota, di samping bantuan hibah lembaga-lembaga internasional dan pendapatan dari jasa kerja sama dengan pihak lain. Beberapa lembaga, seperti IDEX dan YAPPIKA, pernah memberi bantuan dana.
Keanggotaan dan wilayah kerja: Di tingkat regional, masuk ke dalam organisasi Forum LSM DIY dan WALHI DIY. Di tingkat nasional tergabung dalam Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA). Wilayah kerja lembaga adalah Daerah Istimewa Yogyakarta, khususnya Kabupaten Bantul dan Sleman.
Staf: Lembaga ini mempunyai dua orang staf tetap dan satu orang staf tidak tetap, serta 1 orang bertugas sebagai staf administrasi.
Background and purpose: Learning from the reality faced by the community which is in need of facilities was the background of the establishment of the institute on 23 January 1990. Meanwhile, the purpose of LBM is revitalize and develop the local culture in the framework of the development of the national culture. Additionally, it aims to take part in creating job opportunities, increasing the income of economically weakly people, and in preserving the environment. Area and form of activities: The institute’s main fields of activity are environment, human rights, democracy, informal sector, labor, and the empowerment of commercial sex workers. In the meantime, small enterprises and cooperatives, urban development, and cattle breeding are its supporting fields of activity. All activities in those fields are carried out in the forms of education and training, community development and facilitation, and advocacy as well as study, research, survey, seminar, discussion and workshop.  Program: This organization had finished programs on training for dropped-out students and development of bamboo furniture.  Funding sources: The institute’s revenues mainly come from its membership dues and donations. Other sources are the remuneration for the projects carried by the institute in cooperation with other parties. Certain organizations like IDEX and YAPPIKA have also provided it with assistance funds.  Membership and working area: LBM is a member of Yogyakarta’s NGOs Forum and WALHI. At the national level, it is associated with the consortium of Agrarian Reforms (KPA). The institute operates in Yogyakarta Special Territory, notably the regencies of Bantul and Sleman.  Staff: LBM presently has 2 full-time and 1 part-time staff members, and 1 administration workers.

Postingan terkait: