Penerapan pendekatan Matrikss BCG untuk menganalisis kinerja pembangunan dengan merujuk di salah satu Provinsi (Bali ) berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), di mana pertumbuhan pasar (market growth) dan share (relative market share), dalam BCG dimaknai sebagai pertumbuhan PDRB dan kontribusi persentase PDRB berdasarkan lapangan usaha. Analisis dengan pendekatan BCG akan dapat menghasilkan empat tipe kabupaten/kota atau lapangan usaha yang masing-masing mempunyai klasifikasi sebagai berikut.
- Kabupaten/kota atau lapangan usaha dengan pertumbuhan tinggi dan distribusi presentase tinggi (Star).
- Kabupaten/kota atau lapangan usaha dengan pertumbuhan tinggi dan distribusi persentase yang rendah (Question Marks).
- Kabupaten/kota atau lapangan usaha dengan pertumbuhan rendah dan distribusi persentase tinggi (Cash Cow).
- Kabupaten/kota atau lapangan usaha dengan pertumbuhan rendah dan distribusi persentase rendah (Dog)
Dalam tulisan ini klasifikasi “tinggi” adalah apabila indikator di suatu kabupaten/kota atau lapangan usaha lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata kabupaten/kota atau lapangan usaha seluruhnya. Sebaliknya, klasifikasi “rendah” apabila indikator di suatu kabupaten/kota atau lapangan usaha lebih rendah daripada rata-rata seluruhnya.
Ketidakseimbangan pembangunan terjadi ditunjukkan oleh kondisi di mana terlalu banyak kabupaten/kota atau lapangan usaha terletak pada posisi Dog atau Question Mark dan atau terlalu sedikit pada posisi Star dan Cash Cow. Strategi yang dapat diterapkan untuk kabupaten/kota atau lapangan usaha menuju pada keseimbangan pembangunan adalah strategi pengembangan, strategi mempertahankan, strategi efisiensi, dan strategi sinergi.
Pendekatan Matriks BCG sesungguhnya tidak jauh berbeda jika dibandingkan dengan pendekatan Tipologi Klassen (Klassen Typology). Pendekatan Tipologi Klassen digunakan untuk mengetahui gambaran tentang pola dan pertumbuhan ekonomi tiap-tiap daerah (Bank Indonesia, 2006). Pendekatan Tipologi Klassen pada dasarnya membagi daerah berdasarkan dua indikator utama, yaitu pertumbuhan ekonomi daerah dan pendapatan per kapita daerah. Pendekatan ini akan menghasilkan empat karakteristik pola dan struktur pertumbuhan ekonomi yang berbeda, yaitu:
- Daerah cepat maju dan cepat tumbuh (high growth and high income),
- Daerah maju, tetapi tertekan (high income but low growth),
- Daerah berkembang cepat (high growth but low income),
- Daerah relatif tertinggal (low growth and low income)